PALU, BBCOM - Kebutuhan tempat tinggal menjadi hal yang penting bagi korban penyintas gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Data sementara yang di rilis oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyebutkan, rumah rusak sebanyak 74.978 Unit, dengan rincian di Kota Palu 65.733 unit, Donggala 5.667 unit, Sigi 2.010 unit, Parigi Moutong 1.528 unit, yang mencapai total 74.978 unit.
Dari hal tersebut, ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan relawan lokal berinisiatif membangun hunian nyaman sementara (integrated community shelter/ICS) di Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, pada Minggu (5/11/2018) dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Sigi, Muhammad Irawan. "Terima kasih kepada yayasan Aksi Cepat Tanggap yang telah membantu kami," tutur Muhammad Irawan kepada awak media.
Orang nomor satu di Kabupaten Sigi ini juga menjelaskan secara rinci keperluan hunian sementara bagi warga Sigi. "Secara umum sudah 1300 unit hunian sementara siap pakai untuk warga Sigi dan untuk lahan pun statusnya tidak masalah karena untuk kepentingan umum," terangnya.
Sementara itu, Syuhelmaidi Syukur Senior Vice President ACT menyatakan pembangunan ICS di Desa Lolu sebanyak 140 unit. "Rinciannya adalah 1 masjid, 1 sekolah, 1 kantor desa, 32 MCK , dan 1 ACT Humanity Center," jelasnya.
Masih olehnya, target pembangunan ICS sebanyak 1000 unit. "Sebelumnya sudah di bangun ICS di empat tempat seperti di Sibalaya, Duyu, Wani I dan Lolu," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com.
Khusus untuk sekolah, menurutnya akan bekerjasama dengan Universitas Tadulako dan Masyarakat Relawan Indonesia untuk pengadaan guru. (ayo/sip)
Posting Komentar